Menggalang Modal Selama Pandemi: Kacamata Katalis Kewirausahaan ANGIN

Penulis: Saskia Tjokro & Benedikta Atika (ANGIN)

Angel Investment Network Indonesia (ANGIN.ID) adalah sebuah lembaga platform investasi tahap awal yang paling aktif dan terbesar di Indonesia. ANGIN bekerja sama dengan lebih dari 100 klien investor lokal dan asing terkemuka, berkomitmen untuk menyediakan modal tahap awal bagi wirausahawan yang beroperasi di berbagai industri dan model. Sejak pandemi Covid-19 melanda, banyak pelaku usaha yang terdampak dengan berbagai perubahan yang terjadi. Pelaku usaha dituntut untuk mampu beradaptasi secara cepat dan efektif dalam merespons perubahan perilaku konsumen dan regulasi. Dari segi model bisnis, para pelaku usaha yang terkena dampak negatif oleh pandemi perlu mempertimbangkan apakah mereka perlu melakukan pivot, atau mengubah model bisnis dengan cepat dan tepat untuk tetap bertahan dan bertumbuh.

Kondisi pandemi mengubah dinamika proses investasi yang biasanya dilakukan oleh ANGIN. Pertemuan antarmuka dan kunjungan lapangan, seringkali merupakan kunci pengambilan keputusan investasi. Kondisi pandemi mengubah dinamika tersebut. Para pelaku usaha diharapkan dapat menyampaikan pesannya secara daring. Mereka harus menyampaikan data-data yang baik, memiliki kemampuan komunikasi dan presentasi yang jelas, serta kredibilitas melalui branding dan integritas melalui berbagai referensi. Di sisi lain, para investor mendapatkan tekanan untuk lebih mengerti dan mengambil keputusan secara analisis data, bukan dari kesimpulan intuitif yang biasa dihasilkan dari pertemuan antarmuka.

Pandemi ini membuka lembaran baru pada cara sebuah bisnis bekerja, baik tatanan fundraising, perencanaan keuangan, maupun strategi operasionalnya. Dari pengalaman para pelaku wirausaha, pengukuran dan penyampaian data yang baik merupakan tanda-tanda sebuah usaha memiliki good governance, terlebih lagi ketika mereka mencoba mengutarakan kepada investor. Lima aspek informasi yang penting untuk disampaikan kepada investor adalah model bisnis, rencana pengembangan bisnis, skala dampak pada kehidupan pasar, progres, dan sektor industri. Sedangkan aspek dalam berkomunikasi yang perlu dimiliki pelaku usaha adalah kemampuan berbahasa Inggris, literasi keuangan, paparan usaha tersebut di masyarakat, kemampuan komunikasi daring, dan kemampuan self-interrogation.

Pendampingan yang baik dengan terus-menerus sangat sangat diperlukan bagi para pelaku usaha terutama di masa pandemi seperti ini. Ilmu-ilmu terkait kemampuan bertahan pragmatis untuk menyusun strategi bisnis, kemampuan berkomunikasi, dan akses pada jaringan pasar sangat penting untuk memupuk wirausaha yang sudah baik menjadi lebih baik lagi. Sebagai pembelajaran dari pengalaman ANGIN di masa pandemi ini, kami mengidentifikasi beberapa kriteria strategis yang dapat dilihat oleh para institusi yang bekerja mengembangkan kewirausahaan di Indonesia agar dapat memprioritaskan kerjasama yang akan diambil. Kriteria tersebut adalah tujuan partner dalam mengembangkan wirausaha, demografi dan profil wirausaha yang akan dibina, komitmen sumber daya calon partner, dan kemampuan partner dalam mengakses banyak pemangku kemungkinan yang berguna bagi pertumbuhan para wirausaha. Keempat hal tersebut menjadi landasan yang penting demi tercapainya akses yang demokratis yang berkeadilan bagi para pelaku usaha.

Judul Buku: DEMOKRASI DAN PANDEMI
Bunga Rampai Pengetahuan Masyarakat Sipil di Indonesia
Diterbitkan oleh: Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara
ISBN 978-623-98039-0-2
© 2021. Dipublikasikan di bawah lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional (CC-BY-NC-SA 4.0).

Buku ini terbit atas inisiatif dan kerja sama yang telah dilakukan beberapa organisasi masyarakat sipil yang tergabung dalam CIVICA.

Bagikan:

Responses