Pagelaran Wayang Kulit; Desa Maliran Blitar Turut Nguri-Uri Budaya Jawa

Desa Maliran, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar usai mengadakan pesta rakyat. Pesta tersebut adalah seni Wayang Kulit, yang merupakan salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Wayang meliputi seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat dan seni perlambang.

Istilah wayang sendiri berasal dari kata ma Hyang, yang memiliki arti spiritual sang Kuasa. Namun ada juga yang mengartikan istilah wayang berasal dari teknik pertunjukan yang mengandalkan bayangan (bayang atau wayang) pada layar yang digunakan. Wayang terbuat dari kulit kerbau atau sapi. Proses pembuatannya dikeringkan dulu, lalu dibentuk sesuai karakter.

Seiring berjalannya waktu wayang berkembang dalam beragam bentuk, peran dan fungsi. Wayang populer di Indonesia adalah wayang kulit, wayang golek, wayang potehi, wayang orang, wayang beber. Dalam sejarahnya, banyak orang mempercayai asal usul wayang yang telah hadir sejak abad 15 sebelum Masehi. Lahir dari nenek moyang suku Jawa di masa silam. Awalnya bentuk wayang terbuat dari rerumputan yang diikat sehingga bentuknya sangat sederhana. Sunan Kalijaga adalah wali yang pertama kali mengenalkan wayang terbuat dari kulit lembu. Wayang adalah bentuk seni tertinggi dari seni Budaya Indonesia yang paling menonjol diantara karya budaya lainnya

Wayang yang diselenggarakan di Desa Maliran dengan dalang Minto Darsono. Terselenggara pada tanggal 15 Agustus 2023 pukul 20.00 WIB. Lakon Wahyu Purbo, menceritakan tentang wahyu turunnya yang sempat keliru. Wahyu turun ke Anoman, namun seharusnya turun ke Abimanyu Putera Arjuna. Menjelaskan makna filosofis dengan menceritakan seorang tokoh pemuda jadi pemimpin. Awal prosesnya sebagai pemimpin, teraniaya, segala rekodoyo, namun dengan segala kesulitannya yang kemudian proses manusia tetap menemukan sebenarnya. . Pagelaran wayang ini dihadiri, Muspika, DPR Sunarto, Guntur Wahono, Medi, Sutikno.

Kepala Desa Maliran menyampaikan, “Pagelaran ini sebagai bentuk mempertahankan budaya leluhur, para warga berkumpul dan sekaligus memberikan sosialisasi taat pajak bumi”. Bapak Purwanto selaku Camat desa Ponggok menambahan, “Pesta rakyat, sebagai bentuk nguri-nguri budaya, di momen peringatan HUT RI ke 78. semoga Indonesia tetap jaya dan selalu melestarikan budaya leluhur kita”.

 

Bagikan:

Responses