Penanganan Penanggulangan Tuberkolosis di Kota Medan Butuh Kolaborasi Bersama

Medan – Komunitas berperan dalam penanganan penanggulangan Tuberkolosis (TB) di Indonesia, khususnya peran dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), karena sangat dekat dengan masyarakat. Sejauh ini, komunitas dan LSM dipercaya sebagai institusi perpanjangan tangan masyarakat, serta berperan memberikan gagasan pembangunan partisipatif untuk kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan dan pendampingan masyarakat yang dipinggirkan.

Untuk memperkuat peran komunitas dan LSM dalam penanganan penanggulangan TB khususnya di Kota Medan, Yayasan Penabulu melalui program ACCELERATE berkolaborasi dengan YAPEMMAS, melaksanakan diskusi mengenai “Peran Komunitas dalam Percepatan Pemulihan Program TB di Masa dan/atau Pasca Pandemi Covid-19”. Kegiatan ini dilakukan pada Kamis, 18 Agustus 2022, di salah satu hotel yang terletak di kawasan Sei Babura Kota Medan.

Data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, yang merupakan salah satu narasumber acara tersebut bahwa pada tahun 2022, jumlah kasus TB di Kota Medan cukup tinggi mencapai 18.963 kasus, namun yang dilaporkan hanya 4.054 atau 21%.

Dr. Nisa selaku narasumber dari Dinas Kesehatan Kota Medan mengatakan peran organisasi penting untuk mengedukasi masyarakat dalam penanggulangan TB. “Penanggulangan TB, tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja. Butuh kolaborasi bersama dukungan dari lembaga atau komunitas lainnya.” Papar Dr. Nisa pada peserta.

Kegiatan tersebut mengundang beragam lembaga masyarakat dan komunitas yang ada di Kota Medan, salah satunya adalah Yayasan Fajar Sejahtera Indonesia (YAFSI).

Menurut Ketua YAFSI Badriyah yang hadir sebagai peserta, kegiatan tersebut membuka wawasan bagi lembaga tentang pentingnya kolaborasi bersama. “Saya berterimakasih kepada Yayasan Penabulu dan YAPEMMAS karena sudah mengajak YAFSI ikut dalam forum ini. Materinya bagus, juga seru, pesertanya aktif, saling berbagi pengalaman, ada sesi diskusi bersama juga kami di sini. Jadi, memang benar penanggulana TB menjadi perhatian kita bersama.” Tutur Badriyah.

Harapannya kegiatan ini dapat menjadi penguatan pada komunitas dan kader TB di Kota Medan. Membangun rencana kerja strategis dan advokasi di tingkat daerah untuk penanganan TB. Membangun rencana kerja bersama dan strategi komunikasi antar komunitas untuk pemulihan penanganan TB, memastikan perlindungan sosial di masa dan/atau pasca Pandemi Covid-19, serta menemukan inisiatif lokal untuk menekan dampak buruk pandemi Covid-19 terhadap pasien TB.

Bagikan:

Responses