Kampanye Publik TBC di Titik Nol KM Malioboro

Sebagai rangkaian momentum Hari TBC Sedunia tahun 2023 yang diperingati setiap tanggal 24 Maret, Perhimpunan Organisasi Pasien  [POP TB] Indonesia bersama Sub Recipient [SR] TBC Komunitas Siklus Indonesia dan Yayasan Penyintas Tuberkulosis TERBESAR [Terus Bersama-sama Berjuang] Yogyakarta mengadakan “Sosialisasi Dukungan Hotline Kesehatan Mental dan Umpan Balik Pasien TBC [CBMF]”  melalui kegiatan Kampanye Publik untuk masyarakat di Titik Nol Km Malioboro dengan mengusung tema Hilangkan Stigma, Dukung Pasien TBC dengan Sepenuh Hati, Dukung Keluarga dengan Pemberian Terapi Pencegahan TBC! Yes We Can!

Sebagaimana diketahui bersama bahwa Global Tuberculosis Report (GTR) 2022 mengestimasikan terdapat 969.000 kasus tuberkulosis baru (satu orang terinfeksi setiap 33 detik) di Indonesia dan menempatkan sebagai negara kedua dengan kasus TBC terbanyak di dunia setelah India. Angka tersebut naik 17% dari tahun 2020 yaitu sebanyak 824.000 kasus dimana pada 2021 insidensi kasus TBC di Indonesia adalah 354 per 100.000 penduduk yang artinya setiap 100.000 orang di Indonesia terdapat 35 orang diantaranya yang menderita TBC. Angka kematian akibat TBC di Indonesia di tahun 2021 juga mencapai 150.000 kasus (satu orang setiap 4 menit), naik 60% dari tahun 2020 sebanyak 93.000 kasus kematian akibat TBC. Dengan tingkat kematian sebesar 55 per 100.000 penduduk.

Pada pengobatan TBC di Indonesia, khususnya pasien TBC RO, kesehatan mental menjadi sebuah permasalahan serius yang mungkin dihadapi. Hal ini dipengaruhi oleh lamanya pengobatan yang menguras energi pasien, terlebih lagi efek samping obat yang memicu terjadinya depresi, kecemasan dan stres. Diagnosis awal TB merupakan salah satu stressor penyebab gangguan psikologis terutama depresi. Penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan depresi dan kecemasan pada pasien TBC. Dalam perspektif gender, pasien TBC yang melakukan pengobatan lebih banyak laki-laki daripada perempuan, namun tingkat depresi paling tinggi terjadi pada perempuan.

Selain itu, kajian Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat tahun 2017 menunjukkan bahwa pasien TBC mengalami perlakuan buruk dan pelanggaran HAM. Pengalaman tersebut utamanya diterima dari petugas layanan kesehatan, keluarga dan masyarakat. Dalam studi dokumentasi tersebut dan pengalaman pendidik sebaya ditemukan bahwa perempuan TBC RO mengalami kekerasan rumah tangga saat menjalani pengobatan.

Pada tataran komunitas, upaya pendampingan pasien TBC RO dilakukan oleh Tim Kerja Komunitas yang terdiri dari 156 orang Manajer Kasus TBC RO yang bertugas di 154 RS Layanan TBC Resisten Obat yang berlokasi di 119 Kab/kota, 394 Patient Supporter (PS) dan 204 kader TBC RO aktif. Termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta dukungan pendampingan pasien TBC RO dilakukan oleh Tim Kerja Komunitas SR TBC Siklus Indonesia DIY di 7 Rumah Sakit Layanan TBC Resisten Obat di DIY yaitu dua RS di Sleman, dua RS di Bantul, satu RS di Kota Yogyakarta, satu RS di Gunungkidul dan satu RS di Kulon Progo.

Kegiatan pendampingan pasien TBC RO di DIY juga didukung oleh OPT Terbesar Yogyakarta yang berperan sebagai Manajer Kasus dan Pasien Supporter TBC RO. “OPT Terbesar akan terus membantu memberikan dukungan psikososial, menjadi tempat untuk sharing pengalaman, dan dukungan advokasi ke pihak terkait demi kelancaran proses pengobatan pasien TB RO. Jangan takut, jangan malu, semangat, optimis pasti sembuh! Terus bersama-sama berjuang! Kita Bisa!.” tutur Bryandito Ketua OPT Terbesar Yogyakarta

POP TB Indonesia sebagai SR Tematik mengembangkan Hotline Kesehatan Mental didukung 14 responder hotline kesehatan mental untuk memberikan dukungan psikososial bagi pasien TBC. Mereka juga mengambil peran strategis dalam mendorong adanya mekanisme pemantauan yang menghasilkan tanggapan atau umpan balik dari penyedia layanan maupun pemangku kepentingan sehingga kebutuhan pasien dan atau komunitas bisa dipenuhi. Hal ini dilakukan dengan pengembangan mekanisme CBMF Website based https://laportbc.id/ Tidak hanya itu, POP TB/SRT telah melatih 34 paralegal yang ditempatkan di Organisasi/Lembaga Penyedia Bantuan Hukum. Tersedianya CBMF dan Hotline Kesehatan Mental menjadi strategi yang komprehensif dalam upaya yang paripurna dalam mendukung kesembuhan pasien TBC serta salah satu perkembangan yang baik dari upaya komunitas dalam penanggulangan TBC.

Rakhma Koordinator Program SR TBC Siklus Indonesia menyampaikan “Untuk dapat memperluas kebermanfaatan laportbc.id, bertepatan dengan Momentum Hari TBC Sedunia kita melakukan kampanye publik dan pelibatan berbagai pihak untuk bergerak bersama.”

Budi Hermawan Ketua POP TB Indonesia melanjutkanUntuk itu malam hari ini pukul 19.00 – 21.00 WIB POP TB Indonesia bersama dengan tim paralegal, tim SR TBC SIklus Indonesia DIY dan Tim OPT Terbesar Yogyakarta mengadakan kampanye public di Titik Nol KM Malioboro berbentuk edukasi TBC, ajakan dukungan kepatuhan pengobatan pasien TBC dan ajakan scan barcode laportbc.id.”

Lebih lanjut Khoirul Anas Koordinator Program SR Tematik POP TB menjelaskan bahwa “Laportbc.id adalah mekanisme umpan balik bagi pasien TBC – CBMF (Community Based Monitoring Feedback) dengan menggunakan website based: laportbc.id yang melayanai 4 kanal aduan, yaitu: 1. Akses Layanan, 2. Enabler, 3. Konseling  4. Stigma dan diskirimnasi. Layanan Hotline Kesehatan Mental bermitra dengan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) dan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia  sehingga nantinya akan menjadi pusat rujukan bagi para pasien TBC Resisten Obat yang mengalami gangguan psikologi berat.”

Selain edukasi kegiatan Kampanye Publik di Nol KM Malioboro juga diramaikan dengan pembagian merchandise untuk masyarakat pengunjung yang turut berperan aktif.

“Salam TOSS [Temukan TBC Obati Sampai Sembuh] TBC! Cegah Penularan dengan Terapi Pencegahan TBC [TPT]”

Bagikan:

Responses