Kembangkan Usaha Ditengah Pandemi, Petani di Tiga Desa Belajar Manfaatkan Limbah Pelepah Pinang Menjadi Produk Bernilai Ekonomis Ramah Lingkungan

Warsi Limbah Civica

Warsi Limbah CivicaPinang adalah salah satu jenis tumbuhan monokotil yang tergolong palem-paleman. Pohon ini merupakan salah satu tanaman dengan nilai ekonomi dan potensi yang cukup tinggi. Tanaman yang memiliki batang lurus dan ramping ini memiliki banyak sekali manfaat dan umum dikenal sebagai tanaman obat. Pohon pinang memiliki nilai ekonomis mulai dari buahnya hingga ke pelepah atau daun pinang itu sendiri.

KKI Warsi memiliki daerah dampingan yang memiliki lahan yang diisi dengan tanaman pinang yang cukup luas. Pinang dengan jenis Betara merupakan salah satu yang paling banyak di tanam di provinsi jambi. Hal ini dikarenakan jenis pinang tersebut tidak hanya cocok dengan keadaan tanah di jambi, tetapi juga memiliki buah yang lebih besar dan lebih banyak dibanding jenis tanaman pinang yang lain.

Buah pinang merupakan salah satu manfaat yang dapat diambil dari tanaman pinang. Namun tidak hanya buah nya saja yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Pelepah atau daun pinang-pun jika diolah dapat memiliki nilai jual. Namun permasalahannya, masyarakat masih belum memiliki pengetahuan untuk mengolahnya.

KKI Warsi mengadakan pelatihan pembuatan piring dari pelepah pinang untuk 3 desa dampingan, yaitu Desa Sinar Wajo, Desa Sungai Beras, dan Desa Koto Kandis Dendang yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Pelatihan ini diadakan dari Selasa hingga Rabu (15-16/12) di Aula Kampus Pondok Meja Universitas Jambi. Pelatihan ini dilakukan oleh 25 orang perwakilan masyarakat petani dari desa Sungai Beras, Sinar Wajo, dan desa Koto Kandis Dendang, yang berasal dari berbagai komunitas seperti Kelompok Tani Hutan (KTH), Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS), Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) serta Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pelatihan ini merupakan kolaborasi antara KKI Warsi bersama Prodi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi (FPUNJA), Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Jambi (LPPM-UNJA), serta Rumah Jambee selaku unit usaha produksi dan pemasaran produk olahan pinang terbesar di Kota Jambi.

Lebih dari 90% masyarakat desa Sungai Beras dan desa Sinar Wajo mengandalkan komoditi pinang untuk menunjang pendapatan perekonomiannya. Begitu halnya dengan masyarakat desa Koto Kandis Dendang, sebahagian besar masyarakatnya memanfaatkan pinang sebagi sumber mata pencahariannya. Sejak lama masyarakat di tiga desa penerima izin Perhutanan Sosial ini memanfaatkan pinang untuk menunjang pendapatan perekonomiannya.

Sahrial, narasumber pelatihan ini mengatakan bahwa potensi piring yang dibuat menggunakan pelepah pinang ini dapat secara masif dilakukan mengingat banyaknya bahan baku yang bisa di dapat dari provinsi jambi.”Pelepah pinang yang biasanya menjadi limbah di masyarakat dapat mempunyai nilai ekonomis yang apat menambah pendapatan masyarakat di tiga desa ini” ujar Sahrial.

Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah yang memiliki luas perkebunan pinang yang luas di indonesia dengan memiliki lebih dari 20.694 Ha lahan perkebunan pinang (BPS 2018) sehingga membuat ketersediaan bahan baku untuk membuat piring tersebut menjadi berlimpah.

Sebagian besar petani pinang di desa Sungai Beras, Sinar  Wajo dan desa Koto Kandis Dendang, selama ini hanya memanfaatkan buah pinang untuk dijual ke pembeli/toke. Adapun bagian pelepah pinang yang pada dasarnya dapat diolah menjadi produk olahan, oleh masyarakat petani sama sekali tidak dimanfaatkan sehingga sering dibuang ke sungai menjadi limbah dan sebagian besar lainnya terbiar disepanjang pekarangan kebun dan area hutan desa. Pada musim kemarau tidak jarang pelepah-pelepah pinang yang dibuang para petani menjadi kering sehingga rentan terbakar terlebih desa Sungai Beras, Sinar Wajo dan desa Koto Kendis Dendang merupakan desa yang berada di wilayah gambut.

Aziz Sigalingging, Koordinator Proyek KKI Warsi, mengatakan bahwa sejak bulan Juni 2020, KKI Warsi secara aktif mulai mengidentikasi kondisi keruangan dan sosial-ekonomi masyarakat di tiga desa terutama sejak pandemi covid 19. Di tengah berbagai tantangan yang ada, bersama masyarakat, KKI Warsi mendorong masyarakat untuk saling mengidentikasi kondisi dan menggali pengetahun serta potensi desa masing-masing, menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan kehidupan desa serta membuat rencana dan tindakan nyata untuk saling beradaptasi menghadapi pandemic Covid 19 yang telah mempengaruhi kehidupan perekonomian mereka. “Hasilnya, masyarakat berinisiatif untuk mengembangkan usaha-usaha berbasis potensi lokal yang ada untuk menunjang pendapatannya, diantaranya dengan diversikasi usaha potensi pinang menjadi produk bernilai ekonomis.” Ujar Aziz.

Pelatihan ini mendapatkan sambutan antusias dari “Pelatihan ini sangat penting dan harus dikembangkan. Apalagi kami notabene adalah petani pinang. Pinang itu adalah prioritas utama di desa kami juga desa tetangga kami Sinar Wajo. Ini sangat potensial sekali sebagai peluang usaha. Ini juga bisa menyerap pekerja dari kalangan ibu-ibu. Ini adalah peluang yang harus dikembangkan agar masyarakat punya sumber pemasukan baru. Dari BUMDEs, harapannya kami bisa bekerjasama dengan UNJA dan Rumah Jambee mengembangkan produk dari pelepah pinang ini” Kata M. Sahar, Petani Pinang dan Direktur BUMDes desa Sungai Beras.

Kedepannya akan dilakukan asistansi berkelanjutan yang melibatkan kolaborasi semua pihak untuk melakukakan peningkatan kapasitas dan ketrampilan masyarakat, dukungan sarana dan peralatan, serta dukungan di sektor tata niaga berupa penguatan jaringan pasar dan pemasaran. “Harapannya, kedepan produk olahan ramah lingkungan bernilai ekonomis yang bersumber dari limbah pelepah pinang ini dapat diproduksi dan dipasarkan secara mandiri oleh masyarakat dengan berbagai jenis dan variasi yang tidak terbatas pada olahan piring, mangkok dan karton kemasan saja namun turut mencakup usaha produk aroma terapi, briket dan asap cair. Untuk itu, sangat diperlukan sinergi semua pihak seperti pemerintah daerah dan dinas terkait, pemerintah desa, pemerintah pusat, lembaga sertikasi dan pelatihan, universitas, jejaring dunia usaha, perbankan, dan pihak lainnya.” Tutup aziz. (Wahyu Priyanto)

Sumber: https://warsi.or.id/kembangkan-usaha-ditengah-pandemi-petani-di-tiga-desa-belajar-manfaatkan-limbah-pelepah-pinang-menjadi-produk-bernilai-ekonomis-ramah-lingkungan/

Bagikan:

Responses